Pengertian Subnetting
Subnetting adalah proses memecah jaringan / network menjadi beberapa sub network atau dalam pengertian lain menurut saya adalah menjadikan host sebagai subnetMengapa dibutuhkan Subnetting ?
Subnetting dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan.
Sebagai contoh apabila pada sebuah perusahaan terdapat 120 komputer dan
di perusahaan tersebut terdiri dari 4 divisi yang setiap divisinya
terdapat 30 komputer. Tentu akan sangat sulit bagi administrator
jaringan untuk mengelola 120 komputer yang terdapat dalam satu jaringan
tunggal, untuk itulah pembagian jaringan diperlukan agar administrator
jaringan dapat lebih mudah mengelola jaringan.
Keuntungan
- Mempermudah pengelolaan jaringan
- Untuk mengoktimalisasi jaringan karena tidak terpusat pada satu jaringan tunggal
- Mempermudah pengidentifikasian masalah dan mengisolasi masalah hanya pada satu subnet tertentu
kegunaan subnetting
- Untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi nenjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil.
- Adapun hal ini dilakukan karena sebuah organisasi mempunyai lebih dari satu jaringan/LAN,
- Masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal IP host yang disediakan oleh satu kelas IP address dari network ID yang dimiliki organisasi tersebut.
- Hal ini dapat terjadi karena: teknologi yang berbeda, keterbatasan teknologi, ‘kongesti’ pada jaringan, dan hubungan ‘point-to-point’.
manfaat dari Supernetting dan Subnetting
Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet.
Manfaat dari supernetting adalah :
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Subnetting adalah teknik memecah sebuah IP Network menjadi beberapa subnet.
Manfaat dari subnetting adalah :
Manfaat dari supernetting adalah :
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Subnetting adalah teknik memecah sebuah IP Network menjadi beberapa subnet.
Manfaat dari subnetting adalah :
- Mengurangi network traffic
Kepadatan
network traffic sering terjadi karena broadcast, dengan melakukan
subnetting berarti kita memecah suatu broadcast domain yang besar
menjadi beberapa broadcast domain sehingga kepadatan network traffic
menjadi berkurang.
- Mengoptimalkan network performance
Berkurangnya network traffic mengoptimalkan network performance.
- Mempermudah pengelolaan network.
Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet.
Manfaat dari supernetting adalah :
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Subnetting adalah teknik memecah sebuah IP Network menjadi beberapa subnet.
Manfaat dari subnetting adalah :
Manfaat dari supernetting adalah :
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Subnetting adalah teknik memecah sebuah IP Network menjadi beberapa subnet.
Manfaat dari subnetting adalah :
- Mengurangi network traffic
Kepadatan
network traffic sering terjadi karena broadcast, dengan melakukan
subnetting berarti kita memecah suatu broadcast domain yang besar
menjadi beberapa broadcast domain sehingga kepadatan network traffic
menjadi berkurang.
- Mengoptimalkan network performance
Berkurangnya network traffic mengoptimalkan network performance.
- Mempermudah pengelolaan network.
Perhitungan Subnetting
Penulisan IP address umumnya adalah 192.168.1.1 tetapi pada beberapa
waktu ada juga yang menulis 192.168.1.1 / 24 itu dibacanya 192.168.1.1
dengan subnet mask 255.255.255.0 kerena /24 diambil dari penghitungan 24
bit subnet mask di tulis "1", dengan begitu subnetmasknya adalah
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep inilah yang
disebut CIDR (classless inter-domain routing).
Subnet mask yang digunakan untuk subnetting
255.128.0.0 | / 9 |
255.192.0.0 | / 10 |
255.224.0.0 | / 11 |
255.240.0.0 | / 12 |
255.248.0.0 | / 13 |
255.252.0.0 | / 14 |
255.254.0.0 | / 15 |
255.255.0.0 | / 16 |
255.255.128.0 | / 17 |
255.255.192.0 | / 18 |
255.255.224.0 | / 19 |
255.255.240.0 | / 20 |
255.255.248.0 | / 21 |
255.255.252.0 | / 22 |
255.255.254.0 | / 23 |
255.255.255.0 | / 24 |
255.255.255.128 | / 25 |
255.255.255.192 | / 26 |
255.255.255.224 | / 27 |
255.255.255.240 | / 28 |
255.255.255.248 | / 29 |
255.255.255.252 | / 30 |
Perhitungan pada IP kelas C
Sebagai contoh network address 192.168.1.0 /26
IP address : 192.168.1.0
Subnet mask : /26 = 255.255.255.192 (11111111.11111111.11111111.11000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada subnet mask (8 angka terakhir bagi yang belum tahu).
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada subnet mask (8 angka terakhir bagi yang belum tahu).
Pada contoh diatas terdapat 2 binari satu pada oktet terakhir jadi 22 = 4. Jadi jumlah subnetnya adalah 4.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus =2y -2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 - 2 = 62. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 62.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 - 192 = 64. Blok subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus =2y -2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 - 2 = 62. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 62.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 - 192 = 64. Blok subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Subnet | 192.168.1.0 | 192.168.1.64 | 192.168.1.128 | 192.168.1.192 |
Host pertama | 192.168.1.1 | 192.168.1.65 | 192.168.1.129 | 192.168.1.193 |
Host terakhir | 192.168.1.62 | 192.168.1.126 | 192.168.1.190 | 192.168.1.254 |
Broad cast | 192.168.1.63 | 192.168.1.127 | 192.168.1.191 | 192.168.1.255 |
Perhitungan pada IP kelas B
Sebagai contoh network address 175.1.0.0 /19
IP address : 175.1.0.0
Subnet mask : /19 = 255.255.224.0
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada dua oktet terakhir pada subnet mask (16 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat tiga binari "1" pada dua oktet terakhir, jadi 23 = 8. Jadi jumlah subnetnya adalah 8.
2. Host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari "0" pada dua oktet terakhir, jadi 213 - 2 = 8190. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 8190.
2. Host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari "0" pada dua oktet terakhir, jadi 213 - 2 = 8190. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 8190.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 224, jadi 256 - 224 = 32. Blok subnetnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, dan 224.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
Subnet | 175.1.0.0 | 175.1.32.0 | 175.1.192.0 | 175.1.224.0 |
Host pertama | 175.1.0.1 | 175.1.32.1 | 175.1.192.1 | 175.1.224.1 |
Host terakhir | 175.1.31.254 | 175.1.63.254 | 175.1.223.254 | 175.1.255.254 |
Broad cast | 175.1.31.255 | 175.1.63.255 | 175.1.223.255 | 175.1.255.255 |
Perbedaannya dengan perhitungan IP kelas C ketika oktet terakhir sudah mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika sudah mencapai 255 lagi maju lagi dari 1 menjadi 2. (contoh : 175.1.0.255 --> 175.1.1.0 -->175.1.1.1)
Perhitungan pada IP kelas A
Sebagai contoh network address 72.0.0.0 /12
IP address : 72.0.0.0
Subnet mask : /12 = 255.240.0.0 (11111111.11110000.00000000.00000000)
Perhitungan
Pada contoh diatas terdapat 4 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 24 = 16. Jadi jumlah subnetnya adalah 16.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari "0" pada 3 oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 20 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 220 = 1.048.576. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 1.048.576.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 240, jadi 256 - 240 = 16. Blok subnetnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, dan 240.
4. Broadcast dan host yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
Subnet | 72.0.0.0 | 72.16.0.0 | 72.224.0.0 | 72.240.0.0 |
Host prtm | 72.0.0.1 | 72.16.0.1 | 72.224.0.1 | 72.240.0.1 |
Host trkhr | 72.15.255.254 | 72.31.255.254 | 72.239.255.254 | 72.255.255.254 |
Broad cast | 72.15.255.255 | 72.31.255.255 | 72.239.255.255 | 72.255.255.255 |
Perbedaannya dengan IP address kelas B ketika oktet terakhir mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika oktet ketiga sudah mencapai 255, oktet kedua maju dari 0 menjadi 1 (contohnya : 72.0.0.0 --> 72.0.0.255 --> 72.0.1.0 --> 72.0.255.0 --> 72.1.0.0).
Unicast, Broadcast, dan Multicast
Dalam TCP/IP, dikenal 3 tipe komunikasi :- Unicast
- Broadcast
- Multicast
Pada komunikasi broadcast, komputer mengirimkan data kepada semua host dalam sebuah network menggunakan broadcast address network tersebut sebagai tujuan.
Biasanya paket broadcast terbatas pada satu network lokal yang sama dengan pengirim (limited broadcast), Paket limited broadcast selalu menggunakan 255.255.255.255 sebagai IP address yang dituju.
Akan tetapi, ada juga paket broadcast yang ditujukan kepada semua host dalam network lain (directed broadcast), Paket ini selalu menggunakan broadcast address network tujuan sebagai destination addressnya.
Komunikasi multicast mengirimkan paket dari satu host ke sekelompok host tertentu anggota multicast group yang diwakili oleh IP address multicast. Komunikasi multicast di desain untuk menghemat penggunaan bandwidth. Contoh komunikasi multicast adalah video/audio live streaming dan pertukaran update routing pada beberapa protokol routing.
Host/komputer yang ingin menerima data multicast harus mendaftar (subscribe) untuk menjadi anggota multicast group yang dimaksud. Setiap multicast group diwakili oleh sebuah IP address khusus untuk multicast. Range IP yang digunakan untuk trafik multicast adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255.
IP address Private
Sebagian besar IP address yang ada merupakan IP address publik yang di desain untuk komunikasi network yang dapat terhubung ke Internet. IP address public bersifat unik, hanya dapat di pakai oleh satu mesin/perangkat di dalam Internet.Namun, ada beberapa blok IP address private yang digunakan untuk network dengan keperluan terbatas, network yang tidak terhubung ke Internet. IP address private bisa dipakai oleh siapapun, hanya saja network yang menggunakan IP address private tidak bisa dan tidak boleh terhubung ke internet secara langsung.
Berikut adalah blok-blok IP address private tersebut :
10.0.0.0/8 | 10.0.0.0 – 10.255.255.255 |
172.16.0.0/12 | 172.16.0.0 – 172.31.255.255 |
192.168.0.0/16 | 192.168.0.0 – 192.168.255.255 |
IP Address tak Terpakai
Selain network address dan broadcast address, ada beberapa jenis IP address lain yang tidak dapat kita gunakan sebagai IP address komputer atau perangkat jaringan yang lain :- Default route (0.0.0.0).
- Loopback (127.0.0.0/8), IP yang digunakan oleh mesin untuk mengirim paket ke mesin itu sendiri.
- Link-local (169.254.0.0/16), Biasanya otomatis di assign ke host oleh OS ketika tidak tersedia konfigurasi IP atau gagal request DHCP.
Kelas IP Address
IP address dikelompokkan menjadi 5 kelas, A,B,C,D, dan E. Pengalamatan network dengan menggunakan blok IP address dengan nilai prefix-length default disebut classful addressing.Kelas | Nilai Oktet Pertama | Network (N) dan Host (H) | Subnet mask | Prefix-length | Total IP per network |
---|---|---|---|---|---|
A | 1 – 127 | N.H.H.H | 255.0.0.0 | /8 | 224 – 2 = 16.777.214 |
B | 128 – 191 | N.N.H.H | 255.255.0.0 | /16 | 216 – 2 = 65.534 |
C | 192 – 223 | N.N.N.H | 255.255.255.0 | /24 | 28 – 2 = 254 |
D | 224 – 239 | (Multicast) | - | - | - |
E | 240 – 255 | (Experimental) | - | - | - |
Subnetting
Jika kita menggunakan classful addressing, maka satu buah network kelas A dapat menampung total jumlah host sebanyak 16.777.214 host, dan kelas B dapat menampung host sebanyak 65,534 host.Desain network seperti ini sangat tidak efisien. Misalkan untuk network dengan jumlah komputer 100 buah, maka menggunakan IP kelas B akan ada 65,434 IP yang tidak terpakai. Solusinya, kita bisa memecah sekumpulan blok IP address sebuah network menjadi beberapa kelompok blok IP yang lebih kecil yang disebut sub-network (subnet).
Subnetting dapat dilakukan dengan cara meminjam beberapa bit dari host-portion untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan bit network-portion. Misalnya, network dengan prefix /24 dapat kita subnetting menjadi subnet ber-prefix /25 atau /26 dan seterusnya. Semakin banyak bit host yang dipinjam semakin banyak subnet yang dihasilkan dan semakin sedikit jumlah host tiap subnetnya.
Untuk setiap bit yang dipinjam dapat menggandakan jumlah subnet dengan ukuran yang sama, Rumus untuk menghitung jumlah subnet yang dihasilkan adalah 2n, dengan n adalah banyaknya bit yang dipinjam (bit subnet).
Penentuan network address tiap subnet yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara menghitung bilangan kelipatan terlebih dahulu menggunakan tabel berikut
Setelah ketemu bilangan kelipatannya, maka network address dari setiap subnet bisa diperoleh dengan mengoperasikan bilangan kelipatan tersebut pada oktet dimana terjadi subnetting.
Contoh, sebuah network kelas C 192.168.1.0/24 disubnet menjadi /26. Bit ke 26 berada pada oktet ke-4, berarti subnetting terjadi pada octet ke-4. Prefix /26 menunjukkan bahwa bit subnetnya adalah 2, yang berarti bilangan kelipatannya adalah 64. Network address setiap subnet bisa kita peroleh dengan mengoperasikan kelipatan 128 pada octet ke-4 (0, 64, 128, dan 192). Hasilnya :
- 192.168.1.0/26
- 192.168.1.64/26
- 192.168.1.128/26
- 192.168.1.192/26
http://akhmadkun.wordpress.com/2012/10/29/ip-address-dan-subnetting/
http://bangun11-tkj.blogspot.com/2013/04/belajar-subnetting.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar